Aegiceras Corniculatum (L.) Blanco

Aegiceras corniculatum (L.) Blanco

Taksonomi:

Aegiceras corniculatum, juga dikenal sebagai bakau hitam atau black mangrove, bakau sungai atau river mangrove, bakau tanduk kambing, atau khalsi, adalah spesies bakau semak atau pohon dalam keluarga primrose Primulaceae yang tumbuh di daerah pesisir dan muara dari India hingga Tiongkok bagian selatan, Papua Nugini, dan Australia.

Aegiceras corniculatum tumbuh sebagai semak atau pohon kecil setinggi 7 meter (23 kaki), meski biasanya jauh lebih kecil. Daunnya berselang-seling dan bulat telur dengan panjang 30-100 milimeter (1,2-3,9 inci) dan lebar 15-50 milimeter (0,59-1,97 inci), utuh, kasar, dan berbintik-bintik halus. Tumbuhan mangrove ini mempunyai kelompok umbellate yang terdiri dari 10-30 bunga putih kecil yang harum dengan panjang tangkai hingga 10 mm dan panjang tangkai 10-18 milimeter (0,39-0,71 inci). Kelopak berukuran 2-4 milimeter (0,079-0,157 inci) dan mahkota berukuran 4-6 milimeter (0,16-0,24 inci). Buahnya melengkung dan berbentuk silinder atau tanduk, berwarna hijau muda hingga merah jambu dan panjang 20-75 milimeter (0,79-2,95 inci). Tumbuh di lumpur muara dan aliran pasang surut, sering kali di perbatasan zona bakau ke arah laut.

Kandungan fitokimia dan bioaktivitas:

Profil fitokimia yang diketahui terkandung dalam ekstrak daun A. corniculatum adalah alkaloid, fenol, flavonoid, tanin, antrakuinon, glikosida, lignin, dan sterol ditemukan melalui penyelidikan fitokimia kualitatif. Penyelidikan kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki kandungan fenolik yang dengan kadar tinggi dan ekstrak metanolnya memiliki konsentrasi flavonoid yang tinggi.

Kandungan kimia yang diisolasi dari A. corniculatum yang dilaporkan adalah protoprimulagenin, aegicerin, embelinone, asam syringic, asam galat, isorhamnetin, isorhamnetin 3-O-a-l-rhamnofuranosyl-(1Y6)-h-d-glucopyrano-side, triterpenoid, hidrokuinon, benzoquinon, flavonoid, lignan, asam fenolat, saponin, sterol, tanin, dll (Zhang et al., 2005). Ekstrak daun A. corniculatum memiliki aktivitas antibakteri (Echerichia coli, Bacillus subtilis, dan Mycobacterium tuberculosis.), aktivitas antioksidan (Janmanchi et al., 2017), antikanker (Xu et al., 2004), dan anti-inflamasi (Vinh et al., 2020).